Senin, 28 Februari 2011

KISAH SEBATANG BAMBU

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang
bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya.
Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai ntuk
menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi
engkau,

      Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi
pipa
saluran air itu."
      Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan
engkau
dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang
dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah
engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat
yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar.
Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa
yang
akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam
dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam....., kemudian dia berkata
kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau
menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku,
bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah
ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam
tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat
melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui
semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari
semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali
berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau
kehendaki."

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu
hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi
pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan
subur dan berbuah banyak.

Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti
tak
habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk menjadi indah di
hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah
sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat. Dia
sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan
bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan
memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada
kehendak Allah, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk
menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?

Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, " Ini aku Allah, perbuatlah
sesuai dengan yang Kau kehendaki"